Flywheel Marketing: Pemasaran Berbasis Roda Pelanggan

Flywheel marketing adalah strategi pemasaran berbentuk roda. Anda mungkin sudah sering melihat visualisasi fase pemasaran dalam bentuk lingkaran. Namun flywheel bukan hanya visualisasi, melainkan benar-benar sebuah roda.

Seperti cara kerja roda pada umumnya, flywheel marketing bisa dipercepat, diperlambat, bahkan macet. Jika perputaran roda kendaraan menuju ke suatu tempat, maka perputaran flywheel marketing menuju ke puncak pemasaran: rekomendasi pelanggan.

Baca juga

Jika ingin bisnis Anda berputar cepat dengan dorongan flywheel marketing, simak artikel ini sampai selesai!

Apa itu Flywheel Marketing?

Flywheel marketing adalah model pemasaran yang menjelaskan momentum yang Anda dapatkan saat seluruh organisasi bekerja kompak dalam memberikan pengalaman pelanggan yang mengagumkan.

Kata kunci dalam pengertian flywheel marketing adalah ‘momentum’. Ya, setiap aktivitas pemasaran yang Anda lakukan sebenarnya membawa Anda dari momentum satu ke momentum lain.

Coba Anda perhatikan model flywheel marketing di bawah ini:

flywheel marketing adalah

Di sisi terluar, Anda melihat tahapan konversi dari asing ke prospek, dari prospek ke pelanggan, dan dari pelanggan ke promotor.

Di sisi lapisan tengah, momentum terbagi menjadi attract (menarik), engage (terlibat), dan delight (menyenangkan).

Bagian tengah merupakan inti flywheel marketing yaitu growth (pertumbuhan).

Untuk beralih dari fase satu ke fase lainnya, Anda harus menggerakkan roda dengan upaya. Semakin besar upaya yang Anda berikan, semakin cepat pula roda bergerak.

Selain upaya, pergerakan flywheel juga menemui hambatan sebagaimana marketing pada umumnya. Untuk mempercepat laju flywheel, Anda perlu mengeliminasi hambatan yang menghalanginya.

Semakin cepat flywheel Anda bergerak, semakin cepat pula Anda mencapai puncak pemasaran. Yaitu ketika pelanggan Anda menjadi terlibat dan loyal dengan brand Anda, ditandai dengan rekomendasi yang tulus dan sukarela – pemasaran paling ampuh sekaligus paling murah yang tidak pernah bisa dibuat-buat.

Cara Kerja Flywheel Marketing

Ada 3 faktor yang mempengaruhi laju flywheel marketing, yaitu:

  1. Seberapa cepat Anda memutarnya.
  2. Seberapa banyak halangannya.
  3. Sebesar apa roda (flywheel) bisnis Anda.

Ada kalanya customer journey macet di fase tertentu. Contohnya adalah ketika Anda memiliki pelanggan yang melakukan pembelian berulang, namun tidak bersedia terhubung dengan brand Anda, apalagi memberikan rekomendasi.

Penyebabnya pun beraneka ragam. Mungkin saja karena produk Anda merupakan solusi yang paling efisien (paling murah, lokasi paling dekat, dsb.), namun pelanggan sebenarnya belum benar-benar puas dengan kualitasnya.

Atau karena ada suatu hal yang membuat pengalaman pelanggan menjadi kurang maksimal. Walaupun Anda menjual produk terbaik di dunia, jika pelayanan dan ketentuan garansi Anda berbelit-belit, kepuasan pelanggan tetap tidak akan tercapai.

Flywheel Marketing vs Funnel Marketing

Selama bertahun-tahun, marketer di seluruh dunia menggunakan model funnel untuk menggambarkan tahapan customer journey. Funnel memang efektif dan akurat dalam menjelaskan bagaimana Anda membawa pelanggan dari pintu masuk (awareness), resepsionis (consideration), kasir (conversion), sampai mengajak mereka makan siang bersama di cafetaria (retention).

Namun ada satu kekurangan besar dalam model funnel. Dengan mengikuti funnel, Anda memperlakukan pelanggan layaknya sebuah objek yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Sedangkan dalam flywheel marketing, Anda tidak menggerakkan pelanggan, tetapi Anda bergerak bersama mereka. Puncak flywheel marketing adalah ketika pelanggan menjadi kekuatan penggerak utama roda pemasaran Anda.

Yang Anda lakukan dalam model flywheel bukanlah mendorong pelanggan. Tugas Anda adalah merangsang pelanggan dengan pelayanan terbaik agar mereka mau bergerak dengan sukarela.

Perbedaan orientasi itulah yang membuat flywheel marketing semakin banyak diadopsi oleh pebisnis modern.

Flywheel Marketing adalah Rodanya Inbound Marketing

Daripada dengan funnel, flywheel marketing lebih cocok disandingkan dengan inbound marketing. Terdapat banyak kesesuaian antara kedua model tersebut.

Karena upaya flywheel marketing adalah menciptakan gerak pelanggan, maka tidak ada cara yang lebih efektif untuk melakukannya selain dengan menggunakan metode inbound marketing. Jika Anda menjalankan flywheel dengan metode outbound, Anda justru beresiko menambah halangan yang memperlambat laju roda.

Jika flywheel marketing adalah roda, maka inbound marketing adalah penggeraknya.

Parameter keberhasilan dalam flywheel marketing adalah ketika Anda berhasil mengubah pelanggan menjadi promotor. Dengan kata lain, Anda harus terus memanjakan pelanggan sampai mereka bersedia merekomendasikan produk Anda pada keluarga, kerabat, dan teman-teman mereka.

Agar Anda lebih yakin dengan kekuatan pemasaran mulut ke mulut, coba perhatikan beberapa data di bawah ini:

  1. 57% pembelian Business to Business (B2B) terjadi sebelum pembeli menghubungi penjual. Artinya, pembeli mencari informasi tentang produk bukan dari penjual, melainkan dari sumber lain.
  2. 81% pembeli lebih mempercayai rekomendasi teman dan keluarga dibandingkan saran bisnis perusahaan.
  3. 55% pembeli tidak mempercayai perusahaan tempat mereka membeli produk.
  4. 65% pembeli tidak mempercayai iklan dan press release perusahaan.
  5. 71% pembeli tidak mempercayai iklan sosial media bersponsor.
data kepercayaan pelanggan

Dengan semua data di atas, sampai kapan Anda tetap bersikukuh mengandalkan metode konvensional sebagai taktik pemasaran Anda?

Hari ini, marketer sebaiknya lebih fokus pada pertumbuhan jangka panjang dan kepercayaan pelanggan. Inilah alasan mengapa inbound marketing penting untuk bisnis Anda.

Eksekusi Flywheel Marketing dengan Strategi Inbound

Pada model roda di atas, Anda bisa melihat bahwa customer journey terbagi ke dalam attract, engage, dan delight. Pengertian dari ketiga fase tersebut adalah:

  1. Attract: menarik perhatian prospek dengan konten informatif sekaligus memperkenalkan produk dan brand Anda. Tujuan utama fase ini adalah mendapatkan perhatian prospek, bukan memaksa mereka.
  2. Engage: mempermudah pelanggan dalam berinteraksi, mempelajari, dan membeli produk Anda di channel favorit mereka. Tujuan Anda tidak hanya menjual produk, tapi juga menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan.
  3. Delight: membantu pelanggan untuk meraih tujuan mereka. Jika Anda berhasil mendukung pelanggan dalam mewujudkan apa yang mereka mau, maka pelanggan juga akan melakukan apa yang Anda mau: rekomendasi!

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa upaya Anda pada tiap fase akan mempercepat laju flywheel. Sekarang, kita akan membahas berbagai teknik yang bisa Anda terapkan pada tiap-tiap fase. Tentunya dengan menggunakan strategi inbound yang relevan dengan tujuan dari flywheel itu sendiri.

  1. Attract: content marketing, Search Engine Optimization (SEO), Social Selling (terutama di LinkedIn), iklan tertarget yang dikustomisasi, dan optimalisasi tingkat konversi.
  2. Engage: Personalisasi website dan email, segmentasi database, otomatisasi pemasaran, komunikasi multi channel (chat, telepon, email, dsb.), otomatisasi penjualan, dan free trial.
  3. Delight: menyediakan pusat informasi, chatbot, customer service yang proaktif, dukungan multi channel, sistem tiket, onboarding otomatis, survey masukan pelanggan, dan program loyalitas.

Yang kami paparkan di atas hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan metode inbound untuk flywheel marketing. Di lapangan, Anda akan berhadapan dengan tantangan demografi, preferensi sosial, dan faktor-faktor lain yang menuntut Anda untuk berinovasi dengan metode-metode baru.

Intinya, flywheel marketing adalah upaya untuk menjalin keharmonisan dengan pelanggan dan membangun kepercayaan mereka. Pendekatan personal akan lebih efektif dibandingkan iklan billboard di Times Square sekalipun.

Flywheel Marketing adalah Masa Depan Bisnis Anda

Ada brand yang cepat laris, tapi juga cepat dilupakan. Ada juga brand yang ‘sembunyi’ beberapa tahun, namun akhirnya bertahan hingga puluhan tahun – sampai sekarang.

Sejarah dunia bisnis dan pemasaran telah menunjukkan banyak bukti A/B testing. Hasil terbarunya adalah flywheel marketing, gaya pemasaran jangka panjang dengan pendekatan inbound.

Dengan memberikan lebih banyak upaya dan menyingkirkan hambatan pada roda, Anda berpeluang menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan mendapatkan kepercayaan mereka.

Melihat peluang dan relevansinya dengan perilaku konsumen modern, kami optimistis mengatakan bahwa flywheel marketing adalah masa depan yang menjanjikan untuk bisnis Anda.

Leave a Comment