Serangan Siber Lumpuhkan Nvidia, Sistem Offline Selama Dua Hari

Nvidia mengumumkan bahwa serangan siber telah melumpuhkan perusahaannya. Jaringan Nvidia telah disusupi, dan perusahaan sedang dalam proses menyelidiki potensi pelanggaran keamanan siber yang melumpuhkan sistem pembuat chip selama dua hari terakhir.

Kekhawatiran keamanan siber kali ini tampaknya menambah masalah Nvidia, setelah sebelumnya perusahaan itu selama pandemi mengeluhkan kekurangan chip.

The Telegraph, sebagai media yang pertama memberitakan, rupanya langsung menduga bahwa itu merupakan serangan siber.

“Kami sedang menyelidiki sebuah insiden. Tapi sayangnya untuk saat ini, kami juga belum memiliki informasi tambahan untuk dibagikan,” ujar Nvidia saat dimintai tanggapannya terkait pemberitaan tersebut.

Menurut laporan The Telegraph, alat pengembang dan sistem email Nvidia dikabarkan telah offline selama dua hari terakhir, yang mengarah ke spekulasi bahwa jaringan Nvidia mengalami serangan siber.

The Telegraph bahkan juga menyebutkan jika bagian lain dari jaringan internal Nvidia juga terpengaruh oleh serangan tersebut.

Jika informasi tersebut akurat, banyak pihak yang menduga jika informasi rahasia Nvidia telah diakses secara tidak sah.

Yang menjadi pusat perhatian kemudian adalah penyerang jahat telah mampu menyuntikkan malware ke sistem Nvidia.

“Ada spekulasi bahwa ransomware mungkin telah diinstal di server Nvidia, meskipun ini belum dikonfirmasi oleh perusahaan”, tulis The Telegraph.

Pada titik ini, juga belum jelas, data apa yang mungkin telah diakses atau dihapus secara tidak benar dari jaringan perusahaan.

The Telegraph memang menyatakan bahwa beberapa sistem email aktif dan berjalan pada hari Jumat.

Saat berita ini disusun, situs web dan beranda Nvidia tampak aktif dan berjalan. Namun masih tidak jelas siapa yang memprakarsai serangan siber di Nvidia, sebab laporan dari The Telegraph justru berspekulasi tentang waktu serangan siber, yang sejalan dengan invasi Ukraina oleh Rusia.

Dilansir dari laman digitaltrends.com, menjelang invasi ke Ukraina, pemerintah Amerika Serikat memang telah mengeluarkan peringatan kepada perusahaan-perusahaan teknologi terkait potensi serangan siber, namun sejauh ini belum ada konfirmasi bahwa ini adalah insiden yang disponsori sebuah negara.

Selain menyelidiki serangan tersebut, VideoCardz melaporkan bahwa Nvidia sekarang juga memiliki tugas berat untuk memastikan bahwa sistemnya bersih dan malware tidak menyelinap ke dalam perangkat lunak dan produk yang dikirimkan ke konsumen, termasuk kartu grafis, chip, driver, server, dan superkomputer.

Tidak jelas berapa lama penyelidikan Nvidia akan berlangsung dan apakah penegak hukum pada akhirnya akan turun tangan.

Sebelum serangan siber, Nvidia baru-baru ini menjadi bahan pemberitaan karena mengabaikan proposal akuisisi untuk pembuat chip ARM.

Nvidia awalnya mengusulkan pengambilalihan ARM senilai $40 miliar dari konglomerat Jepang SoftBank, tetapi kesepakatan itu akhirnya gagal karena masalah regulasi.

Baca juga Akurat Hingga 96%, Berita Palsu Kini Lebih Mudah Terdeteksi dengan Platform Ini

Leave a Comment