Pertama Dalam Sejarah, Meta Terima Tuntutan Pidana

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Meta dengan platform Facebook-nya terima tuntutan pidana.

Dilansir dari laman zdnet.com, Kamis (3/1), Meta menerima tuntutan pidana pertamanya dari miliarder Australia Andrew Forrest.

Andrew Forrest menuduh Meta tidak berbuat cukup untuk mencegah munculnya penipuan di platform media sosialnya.

Tokoh bijih besi Australia Andrew “Twiggy” Forrest telah melayangkan tuntutan pidana terhadap Meta di pengadilan setempat. Ia menuduh Meta gagal mencegah berbagai iklan penipuan yang menggunakan nama dan gambarnya.

Gugatan itu adalah yang pertama, karena Meta yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook, tidak pernah menghadapi tuntutan pidana.

Situasi yang melatarbelakangi gugatan ini juga jarang terjadi karena merupakan proses pidana yang muncul dari perseorangan yang menggugat korporasi.

Karena keadaan ini, Forrest rupanya perlu mendapatkan persetujuan dari Jaksa Agung Persemakmuran Michaelia Cash sebelum dia dapat melanjutkan gugatan.

Lalu Jaksa Agung pun telah dihubungi untuk dimintai komentar.

Dalam sebuah pernyataan, Forrest mengatakan dia mengajukan gugatan atas tuduhan bahwa Meta melakukan tiga pelanggaran terhadap Undang-Undang anti pencucian uang Australia.

Dakwaan yang diajukan ke Magistrates Court of Western Australia tersebut, berisi tuduhan bahwa Meta berbuat kriminal dan sembrono, karena tidak mengambil langkah yang cukup untuk menghentikan penjahat yang menggunakan platform Facebooknya untuk mengirim iklan penipuan guna menipu pengguna Facebook di Australia.

“Tindakan ini diambil atas nama orang-orang Australia yakni ibu, ayah, nenek, dan kakek, yang bekerja sepanjang hidup mereka untuk mengumpulkan tabungan mereka dan untuk memastikan tabungan itu tidak ditipu oleh scammers,” kata Forrest.

Ia ingin perusahaan media sosial menggunakan lebih banyak sumber daya mereka yang besar dan pendapatan tahunannya yang miliaran dolar untuk melindungi orang-orang yang rentan, seperti orang-orang yang menjadi sasaran dan menjadi korban penipuan mengerikan tersebut.

Gugatan di Australia ini sebenarnya sudah didahului dengan gugatan perdata terpisah, yang diajukan Forrest terhadap Facebook di AS enam bulan lalu.

Menurut Forrest, kedua tuntutan hukum diajukan setelah dia menghubungi platform Facebook untuk mencegah gambarnya digunakan untuk menipu pengguna Australia.

Menanggapi gugatan tersebut, Meta mengatakan tidak ingin memberikan komentar spesifik, tetapi Meta mengatakan bahwa pihaknya tentu juga tidak ingin iklan yang menipu dan menyesatkan orang untuk mendapatkan uang, berada di platform Facebook.

“Iklan penipuan jelas melanggar kebijakan kami dan tidak baik untuk komunitas kami. Kami mengambil pendekatan multifaset untuk menghentikan iklan ini, kami bekerja tidak hanya untuk mendeteksi dan menolak iklan itu sendiri tetapi juga memblokir pengiklan dari layanan kami dan dalam beberapa kasus, kami mengambil tindakan pengadilan untuk menegakkan kebijakan kami. Karena kami berkomitmen untuk menjauhkan orang-orang ini dari platform kami,” kata juru bicara Meta.

Dikemukakan pula bahwa sidang awal untuk gugatan yang di Australia, dijadwalkan berlangsung pada akhir Maret.

Ini tentu merupakan minggu yang berat bagi Meta, karena mantan whistleblower Facebook Frances Haugen, (Kamis 3/1) juga memberikan kesaksian kepada komite parlemen Australia.

Haugen mengaku platform sengaja memberikan lebih sedikit bantuan, pelaporan penyalahgunaan online, dan keamanan bagi pengguna yang berbasis di luar AS untuk menghemat biaya.

Beberapa jam sebelum kesaksian, Meta mengumumkan bahwa pihaknya diperkirakan akan kehilangan 10 miliar dollar pada tahun 2022 karena Apple membuat berbagai perubahan iOS.

Lalu Diem, proyek stablecoin perusahaan tersebut, juga secara resmi ditutup pada hari Senin.

Baca juga: Dunia DeFi Terguncang, Kripto Senilai 322 Juta Dollar Diretas

Leave a Comment

error: This content is protected by DMCA