Profil dan Sejarah Perusahaan Tokopedia

Profil perusahaan Tokopedia mengisahkan bagaimana duo William Tanuwijaya dan Alpha Edison melaksanakan misi besar bertajuk pemerataan ekonomi.

Berdiri tahun 2009, sampai hari ini Tokopedia berhasil menyabet berbagai penghargaan bergengsi di kancah internasional. Terakhir, Tokopedia merger dengan Gojek membentuk duet maut GoTo yang langsung menjadi grup perusahaan teknologi terbesar nasional.

Bagaimana kiprah dan sepak terjang Tokopedia hingga menjadi sebesar sekarang? Simak selengkapnya di artikel ini.

Profil Perusahaan Tokopedia

Company profile Tokopedia adalah sebagai berikut:

  • Nama perusahaan: Tokopedia
  • Tipe bisnis: Anak Perusahaan
  • Tipe situs: E-commerce
  • Area layanan: Indonesia
  • Kantor pusat: Jakarta, Indonesia
  • Tahun berdiri: 6 Februari 2009
  • Pendiri: William Tanuwijaya, Leontinus Alpha Edison
  • Tokoh kunci: William Tanuwijaya (co-founder, CEO), Leontinus Alpha Edison (co-founder, COO)
  • Industri: Internet
  • Produk: Perdagangan Berbasis Elektronik
  • Layanan: Belanja Online
  • Jumlah karyawan: 4.944 (2021)
  • Perusahaan induk: GoTo
  • Website: www.tokopedia.com

Sejarah Tokopedia

Bagian paling menarik dari profil perusahaan Tokopedia adalah latar belakang dan kisah perjalanannya. Bisnis selalu berawal dari permasalahan. Hal yang sama juga terjadi di Tokopedia.

Kontur kepulauan Indonesia bak pedang bermata dua. Di satu sisi, 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke merupakan sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi. Tapi di sisi lain, kontur kepulauan menjadi tantangan pemerintah dalam mengupayakan pemerataan ekonomi.

Demi mendapatkan pasar yang lebih baik, para pedagang lebih fokus mendistribusikan produknya ke kota-kota besar. Ekonomi pun terpusat di titik-titik urban. Sementara kawasan tepi harus menghadapi kesulitan ekonomi, ketertinggalan pembangunan, kurangnya fasilitas publik, dan hal-hal lain sebagai dampak dari ekonomi yang tidak merata.

Pendiri Tokopedia dan salah satu Brand Ambassador. Sumber: Tokopedia Blog

Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi ini, William Tanuwijaya dan Alpha Edison pun mulai memutar otak. Pengalaman hidup para Founding Father merangsang mereka untuk memperpendek arus distribusi dan memotong tali kesenjangan antar daerah.

Perlu sebuah solusi untuk menyediakan produk yang bisa dijangkau oleh siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Sebuah solusi dimana masyarakat kota kecil tidak harus pergi ke kota besar hanya untuk membeli barang  yang tidak tersedia di pasar lokal.

William dan Alpha akhirnya menemukan solusinya. Tepat pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2009, William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison meluncurkan Tokopedia dengan pemerataan ekonomi digital sebagai misi utama.

Dalam 12 tahun pertamanya, Tokopedia mendorong masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengatasi kesenjangan. Para pedagang termotivasi untuk go online guna memperluas pasar sekaligus menyediakan lebih banyak opsi produk untuk masyarakat daerah. Konsumen pun mulai melirik Tokopedia sebagai tempat untuk mendapatkan hampir semua jenis barang berkualitas dengan harga terjangkau.

Berkat Tokopedia, garis pemisah distribusi produk antara kota besar dan kota kecil seakan hilang begitu saja. Sekarang semua orang bisa membeli apa saja yang mereka inginkan hanya dengan sepasang ibu jari.

2009

Tokopedia memulai bisnis dalam bidang marketplace konsumen ke konsumen (C2C). Sampai sekarang, identitas inilah yang paling melekat dan paling banyak dikenal orang dari Tokopedia.

2014

Tokopedia menjadi perusahaan Indonesia pertama yang masuk dalam portofolio 2 investor raksasa, Softbank dan Sequoia. Lebih dari sekedar pendanaan ke perusahaan, ini merupakan prestasi nasional yang menjadi cikal bakal masuknya lebih banyak investor ke ekosistem startup Indonesia.

2015

Tokopedia menjadi pelopor pengiriman instan lewat kerjasama dengan perusahaan penyedia transportasi online. Berkat inisiatif ini, tren pengiriman barang online shopping berubah untuk selamanya.

2016

Setelah sukses menjalankan marketplace, Tokopedia mulai melebarkan sayap ke lini bisnis lain. Ekspansi awalnya adalah produk digital dan fintech.

2017

Perusahaan rintisan Jack Ma, Alibaba, mengucurkan investasi sebesar 1,1 miliar USD ke Tokopedia.

2018

Pendanaan terus mengalir masuk. Tokopedia kembali mendapatkan suntikan dana sebesar 1,1 miliar USD dari Alibaba Group dan Softbank Vision Fund.

2019

Banner Tokopedia Salam. Sumber: Tokopedia Salam

Produk dan layanan Tokopedia terus bertambah. Setahun sebelum pandemi, Tokopedia meluncurkan beberapa layanan baru, yaitu:

  1. TokoCabang: layanan gudang pintar untuk penjual Tokopedia.
  2. Tokopedia Salam: laman khusus produk islami Tokopedia.
  3. Tokopedia Play: live streaming dan live shopping. 

2020

Tokopedia meluncurkan halaman khusus untuk penjualan jasa bernama Tokopedia Jasa.

2021

Tokopedia merger dengan Gojek dan membentuk GoTo. Pada tahun ini pula Tokopedia NOW diluncurkan untuk memenuhi barang-barang kebutuhan masyarakat (sembako) dengan jaminan stok pasti ada dan langsung kirim.

Kampanye Tokopedia dari 2015 Sampai 2020

Sejak pertama kali berdiri, Tokopedia menggalakkan kampanye yang (sampai artikel ini ditulis) telah 4 kali mengalami perubahan. Riwayat kampanye beserta makna dan tujuannya merupakan bagian tak terpisahkan dalam profil perusahaan Tokopedia. 

Kampanye Tokopedia menyesuaikan dengan tahapan digitalisasi dan pemerataan ekonomi nasional. Tidak sekedar kampanye untuk pemasaran, Tokopedia juga mengajak masyarakat luas untuk memanfaatkan peluang digital demi kesejahteraan bersama.

Ciptakan Peluangmu (2015)

Tahun 2015 merupakan masa transisi besar-besaran ke platform online. Pada tahun-tahun inilah Gojek dan Tokopedia mulai booming dan dikenal luas. Dengan kondisi pasar yang semakin menggeliat, Tokopedia meluncurkan kampanye “Ciptakan Peluangmu”.

Substansi dari kampanye ini adalah mengajak para penjual di seluruh Indonesia untuk menciptakan peluang baru di pasar online. Dan salah satu cara paling efektif untuk mulai berjualan online adalah lewat Tokopedia.

Semua Dimulai dari Tokopedia (2017)

Setelah nama Tokopedia semakin dikenal, kampanye pun diubah menjadi “Semua Dimulai dari Tokopedia”. Kampanye ini berupaya untuk mengajak masyarakat luas, baik pebisnis maupun konsumen, untuk memulai semuanya dari Tokopedia.

Pada tahun tersebut, startup nasional semakin agresif dengan membawa bisnis apa saja ke dunia maya. Hampir semuanya di-online-kan. Pada momen yang sama, Tokopedia menerima kucuran dana segar dari Alibaba dan semakin berani untuk memperluas lini bisnis.

Mulai Aja Dulu (2018)

Kampanye Mulai Aja Dulu Tokopedia. Sumber: Purwandaru Blog

Kampanye ketiga Tokopedia ini mungkin yang paling menggebrak. Terlihat jelas bagaimana Tokopedia menjadi lebih santai dalam bergaya bahasa. Mungkin juga hal ini merupakan indikasi bahwa Tokopedia mulai fokus ke kawula muda sebagai target market utama.

Banyak orang menunda eksekusi sebuah ide karena alasan A-Z. Untuk mendorong masyarakat agar lebih berani memulai, Tokopedia pun akhirnya meluncurkan kampanye ini. “Mulai Aja Dulu” sebagai episode lanjutan dari kampanye “Semua Dimulai dari Tokopedia”.

Selalu Ada Selalu Bisa (2020)

Seiring dengan semakin lengkapnya produk dan layanan Tokopedia, ambisi untuk menjadi solusi all-in-one masyarakat pun semakin kuat. Hal inilah yang menjadi cikal bakal kampanye “Selalu Ada Selalu Bisa”.

Tokopedia optimis bahwa masyarakat pasti bisa mendapatkan apa saja yang mereka butuhkan, kapanpun mereka membutuhkannya, dan dari mana pun mereka memintanya. Optimisme ini sejalan dengan misi besar Tokopedia di awal berdirinya, yaitu pemerataan ekonomi nasional dengan digitalisasi.

Proyeksi Tokopedia di Era GoTo

Dengan bergabungnya Tokopedia dan Gojek, produk dan layanan kedua startup ini pun digabungkan di bawah payung GoTo. Tak heran jika GoTo langsung menjadi grup perusahaan teknologi paling besar di Indonesia.

Mimpi besar Tokopedia, berkolaborasi dengan mimpi besar Gojek, adalah harapan besar untuk bangsa Indonesia. Baik dalam hal bisnis dan ekonomi, maupun kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Dari profil perusahaan Tokopedia, kita bisa mengambil intisari bahwa sebuah startup semestinya tidak hanya berorientasi profit, tapi juga berdampak positif pada masyarakat luas.

Profil dan Sejarah Perusahaan Lainnya

Leave a Comment