Harga Pembuatan Aplikasi Web dan Mobile Tidak Murah, Mengapa?

Harga pembuatan aplikasi web dan mobile memang relatif, tapi jika Anda harus menginvestasikan puluhan hingga ratusan juta untuk membuat software, banyak yang sependapat bahwa itu tidaklah murah.

Selama menjalani bisnis jasa pengembangan software sejak tahun 2010, banyak sekali calon pelanggan yang terkejut dengan harga penawaran jasa kami. Terutama calon pelanggan dari kalangan UKM dan perorangan (baca segmentasi pelanggan jasa pembangunan software dari saya di artikel ini).

Well, menurut blog MadAboutGrowth di artikel “Pricing of Services”, pelanggan di industri jasa seringkali tidak memiliki informasi yang akurat atau terbatas mengenai harga jasa. Sehingga wajar jika mereka heran, karena kurangnya informasi mengenai harganya. Pada artikel ini saya akan membedah mengapa membuat software dan aplikasi mobile itu tidak murah.

Baca juga Jasa Desain Website Terbaik – https://www.sribu.com/id/simple-web-design

Komponen Biaya Pembuatan Software

Sama seperti industri manufaktur yang lain, pembuatan software terdiri dari 3 komponen biaya, yaitu Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Material, dan Biaya Tidak Langsung.

1. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Gaji dari tim pengembang software termasuk dalam komponen biaya ini. Komponen ini memiliki porsi terbesar di antara biaya lainnya.

2. Biaya Material

Biaya material adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk sebagai bahan baku atau bahan pendukung pembuatan software. Contohnya adalah sewa domain, sewa server, lisensi software / library pihak ketiga, lisensi UI template, dll.

3. Biaya Tidak Langsung

Komponen biaya yang terakhir adalah Biaya Tidak Langsung, atau sering disebut biaya overhead. Biaya ini tidak membantu pembuatan software secara langsung, namun harus dikeluarkan untuk memastikan perusahaan tetap beroperasi. Contoh biaya ini adalah sewa kantor, biaya utilitas (listrik, internet), gaji pegawai yang terlibat proyek, biaya pemasaran, dll.

Margin Keuntungan

Semua bisnis pasti mencari keuntungan. Dari biaya yang dikeluarkan untuk membuat software, perlu ditambahkan margin yang menjadi keuntungan perusahaan. Jika tidak ada margin keuntungan, maka ini bukan perusahaan, tetapi organisasi nirlaba 😀

Dari informasi yang saya peroleh dari Inc dan ProjectCOR, rata-rata laba kotor dari bisnis jasa profesional adalah 30%. Artinya, dari setiap Rp1 juta pendapatan, rata-rata laba kotornya adalah Rp300 ribu. Setiap proyek bernilai Rp100 juta, maka laba kotornya adalah Rp30 juta. Laba kotor adalah nilai proyek dikurangi dengan biaya langsung.

Sedangkan untuk laba bersih, masih dari sumber yang sama, rata-ratanya adalah 12-17%. Artinya dari setiap Rp1 juta pendapatan, laba bersihnya adalah Rp120-Rp170 ribu. Atau jika mendapat proyek senilai Rp100 juta, maka laba bersih sekitar Rp12-Rp17 juta. Laba bersih adalah laba kotor setelah dikurangi biaya tidak langsung dan bunga + pajak.

Margin laba kotor dan bersih di atas merupakan hasil riset yang dilakukan di US. Bisa jadi berbeda dengan rata-rata bisnis di Indonesia. Besaran margin tersebut juga tergantung dari skala bisnis dan reputasi perusahaan. Bisnis yang masih kecil, biaya tidak langsungnya juga masih kecil. Bisnis yang memiliki reputasi baik di pasar, dapat memberikan harga yang lebih premium, sehingga laba pun semakin besar.

Gaji Tim Pengembang

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, gaji tim pengembang merupakan yang terbesar dari total biaya pembuatan software. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui berapa besaran gaji tim pengembang. Dari beberapa hasil riset yang saya baca, berikut saya rangkum informasinya.

Harga pembuatan aplikasi: menghitung gaji software developer.
Rata-rata gaji Software Developer dari berbagai sumber

Tautan sumber:
1. Average Salary Survey – Sw. Developer
2. Glassdoor – Sw. Developer
3. Glassdoor – Sw. Engineer
4. Payscale – Sw. Developer
5. Payscale – Sw. Engineer
6. Salary Explorer – Sw. Developer
7. Salary Explorer – Sw. Engineer

Dilihat dari data di atas, secara kasat mata rata-rata gaji software developer adalah Rp10 juta per bulan. Selain software developer, menurut BuildFire tim pengembang software juga terdiri dari Project Manager (dengan gaji setara 80% dari software developer), Designer (gaji 90% software developer, beban kerja 75% waktu software developer), dan Quality Assurance (gaji 75% software developer, beban kerja 25% waktu software developer).

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan besaran gaji tim pengembang software adalah sebagai berikut:
1. Software Developer = Rp10 juta
2. Project Manager = Rp8 juta (80% x Rp10 juta)
3. Designer = Rp6.75 juta (90% x 75% x Rp10 juta)
4. QA = Rp1.875 juta (75% x 25% x Rp10 juta)

Perlu digarisbawahi bahwa angka di atas bukan merupakan gaji yang diterima personil dalam 1 bulan. Tetapi, merupakan gaji yang dibebankan sebagai Biaya Tenaga Kerja Langsung dalam sebuah proyek pembuatan software.

Simulasi Penghitungan Harga Pembuatan Software

Setelah memahami komponen biaya dan besaran gaji tim pengembang software, sekarang mari kita simulasikan berapa yang harus dibayar untuk membuat software. Perhitungan di bawah ini merupakan simulasi jika Anda mempekerjakan perusahaan software house.

Sebagai contoh, perusahaan Anda memutuskan untuk bekerjasama dengan software house untuk membuat Software CRM. Setelah menyampaikan kebutuhan Anda, mitra software house menyampaikan bahwa mereka membutuhkan waktu 3 bulan untuk pengembangannya. Pengembangan dilakukan dengan melibatkan 1 orang PM, 1 orang UI designer, 2 orang software developer, dan 1 orang QA. Dengan merujuk pada informasi gaji di pembahasan sebelumnya, maka kita dapat menghitung total biaya tenaga kerja langsungnya.

Harga pembuatan aplikasi: biaya tenaga kerja langsung.
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung

Dengan asumsi tidak ada Biaya Material yang dikeluarkan, maka kita dapat menghitung total harga pembuatan software menggunakan estimasi margin laba kotor. Telah disebutkan di atas bahwa rata-rata margin laba kotor sebesar 30% dari harga jual, maka:

Biaya Langsung = 70% x Harga Jual

Rp109.875.000 = 70% x Harga Jual,
maka Harga Jual = Rp109.875.000 / 70% = Rp156.964.285

Oke, setelah kita hitung bersama maka didapatlah perkiraan harga dari mitra software house adalah sebesar Rp156.964.285. Sekali lagi, nilai ini berdasarkan pada penghitungan yang sesuai dengan komposisi tim pengembang, lama waktu pengerjaan, dan margin laba kotor seperti di atas. Angka tersebut dapat berbeda-beda tergantung dari mitra software house maupun kompleksitas software yang Anda butuhkan.

Alternatif Pembuatan Software yang Lebih Murah

Harga untuk membuat software memang tidaklah murah, apalagi jika Anda menginginkan kualitas produk yang bagus dengan waktu pengerjaan yang cepat. Perhitungan di atas adalah jika Anda memutuskan untuk bermitra dengan perusahaan software house. Anda dapat membuat software dengan lebih murah, dengan cara mempekerjakan freelance software developer, alih-alih software house. Untuk proyek dengan dengan jangka waktu 1-3 bulan masih memungkinkan dikerjakan seorang software developer. Namun untuk proyek dengan skala yang lebih besar, Anda membutuhkan tim yang lebih besar.

Opsi yang kedua adalah dengan tidak membangun software dari 0. Anda dapat memilih produk software yang sudah jadi, dan produk tersebut menyediakan API (Application Programming Interface). Apabila fitur-fitur software sudah sesuai dengan kebutuhan Anda, maka tidak perlu membuat aplikasi tambahan. Namun, jika ada yang belum ada, Anda dapat membuat aplikasi atau modul di luar produk tersebut, kemudian diintegrasikan dengan API tadi.

Meskipun rate software developer untuk produk software khusus seperti ini relatif lebih mahal, tetapi secara keseluruhan biaya yang diinvestasikan lebih murah. Hal ini dikarenakan dengan hanya membuat aplikasi / modul tambahan, waktu yang dibutuhkan tidak selama membuat software dari awal.

Baca juga: Harga Website Perusahaan


Sekian penjabaran dari saya mengapa membuat software itu tidak murah. Setelah membaca artikel ini saya harap Anda tidak lagi terkejut jika mendapat penawaran harga yang bernilai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Untuk memeriksa apakah penawaran itu lebih murah atau mahal, Anda dapat menanyakan berapa lama waktu pengerjaannya, dan apa saja komposisi tim pengembangnya. Dengan memperoleh info tersebut, Anda dapat menghitung perkiraan harga seperti yang saya simulasikan di atas.

Semoga bermanfaat 🙂

Leave a Comment