Boot Manager: Pengertian, Fungsi dan Info Lainnya

Boot manager adalah istilah yang mungkin sering Anda dengar. Dalam dunia komputer, boot manager memiliki peranan yang sangat penting dan krusial. Boot manager adalah salah satu bagian kecil dari software atau perangkat lunak.

Umumnya, boot manager hanya dapat ditemukan pada komputer atau PC yang terpasang lebih dari satu sistem operasi. Proses ini akan dimuat saat komputer masuk pada kondisi booting, pengguna diberikan hak untuk memilih sistem operasi mana yang akan dijalankan. Lalu, apa sebenarnya boot manager dan apa fungsinya?

Apa itu Boot Manager

Boot manager merupakan salah satu bagian kecil dari sistem yang akan Anda temukan pada semua sistem operasi. Boot manager terdiri atas kode boot volume yang merupakan bagian dari volume boot record.

Tampilan Boot Manager. Sumber: The TechGears

Boot manager adalah menu khusus yang memungkinkan pengguna untuk memilih sistem operasi yang akan dijalankan. Tampilan boot manager ini akan ditunjukkan pada saat komputer melakukan booting sebelum masuk pada sistem operasi.

Sehingga, saat tampilan ini muncul, pengguna dapat memiliki kontrol untuk memilih sistem operasi mana yang akan digunakan. Biasanya, tampilan ini hanya muncul saat pengguna melakukan instalasi sistem operasi lebih dari satu di perangkatnya.

Boot manager digunakan untuk melakukan identifikasi sistem operasi melalui BIOS atau Basic Input Output System pada perangkat tanpa menggunakan boot disk. Namun, hal ini memerlukan instalasi boot loader terlebih dahulu pada MBR atau Master Boot Record. Boot loader ini harus dimuat pada BIOS, dimana BIOS memiliki kontrol operasi kernel pada sistem operasi.

Kernel tadi akan melakukan salah satu tugasnya, yaitu melakukan inisiasi sistem dan memberi kendali. Contohnya adalah saat dalam suatu komputer memiliki lebih dari satu sistem operasi. Misalnya, kombinasi dari beberapa sistem operasi Windows (XP, Windows 7, Windows 8, dll) atau sistem operasi Windows dan Ubuntu, maka akan diterapkan melalui boot manager.

Sehingga, saat komputer dihidupkan dan melakukan booting, maka akan ditampilkan boot manager untuk memilih sistem operasi yang hendak dijalankan.

Fungsi Boot Manager

Seperti dijelaskan sebelumnya, tampilan boot manager akan dimuat saat komputer memiliki sistem operasi lebih dari satu. Oleh karena itu, fungsi boot manager adalah memberikan pengguna pilihan untuk masuk pada sistem operasi yang mana dari berbagai pilihan sistem operasi yang terinstalasi di komputer.

Misalnya, saat sistem operasi yang ada di komputer ada beberapa jenis, seperti Windows 7, 8, dan 10 sekaligus, atau bahkan menggunakan sistem operasi dari Linux.

Letak Boot Manager

Data konfigurasi yang dibutuhkan dari boot manager terletak pada penyimpanan Boot Configuration Manager atau BCD dalam sebuah Registry. Registry adalah kumpulan dari data konfigurasi sistem operasi.

Boot manager atau file BOOTMGR berisifat read only, dengan kata lain hanya bisa dibaca tanpa bisa dilakukan perubahan. Letaknya ada pada direktori root pada partisi komputer Anda, umumnya ditandai sebagai partisi “Aktif” pada Disk Management.

Biasanya, pada sebagian besar komputer dengan sistem operasi utama Windows, partisi root diberikan label sebagai System Reserved dan tidak ditandai dengan partisi yang diberi label huruf. Namun, apabila komputer Anda tidak memiliki System Reserved, maka BOOTMGR akan terletak pada partisi primer yang biasanya diberi label C.

Boot Manager adalah Hal yang Penting

Apakah boot manager penting? Pertanyaan ini akan Anda tanyakan saat setelah membaca artikel ini. Maka jawaban dari pertanyaan ini adalah, YA, boot manager itu penting.

Hal ini dikarenakan boot manager diperlukan pada booting sistem operasi. Sehingga, saat Anda menggunakan sistem operasi lebih dari satu pada komputer Anda dan tidak ada Boot Manager, maka komputer tidak akan bisa masuk pada sistem operasi.

Perbedaan Boot Manager dan NTLDR

NTLDR merupakan akronim dari New Technology Loader. Pada dasarnya, boot manager dan NTLDR mempunyai peranan yang sama.

Akan tetapi, NTLDR merupakan versi lawas dari boot manager. NTLDR sama halnya dengan boot manager yang merupakan bagian kecil dari software yang dimuat dari volume boot code yang merupakan bagian dari volume boot record, yang memiliki peranan untuk memulai operasi pada sistem operasi.

Namun, NTLDR hanya mendukung generasi Windows XP dan sistem operasi yang dirilis sebelumnya, seperti Windows Server 2003. NTLDR sudah diganti untuk versi setelahnya, yaitu Windows Vista, Windows 7, Windows 8, serta Windows 10.

Pada masa generasi Windows seperti disebutkan di atas, peranan NTLDR sudah digantikan oleh boot manager dan winload.exe.

Masalah pada Boot Manager

Boot Manager hilang, salah satu masalah yang sering timbul. Sumber: Linglom.com

Seperti halnya perangkat lunak yang lain, boot manager juga memiliki masalah yang mungkin saja akan Anda temui. Berikut ini beberapa faktor yang dapat memicu masalah pada windows boot manager. Beberapa dari pemicu masalah tersebut antara lain:

  • MBR yang mengalami crash atau rusak. Seperti kita ketahui, MBR atau Master Boot Record merupakan salah satu hal yang sangat penting pada proses booting. Salah satu fungsinya adalah mencari partisi aktif pada komputer yang di dalamnya termuat informasi booting dan akan melakukan booting. Oleh karena itu, saat MBR mengalami crash, perangkat tidak akan masuk pada proses booting sehingga tidak bisa masuk sistem operasi.
  • Kabel HDD atau kabel disk yang rusak. Hal ini akan mengakibat gangguan pada sistem dan mengganggu operasi read / write pada perangkat.
  • Mematikan komputer yang sembarangan atau tidak sesuai dengan prosedur. Oleh karenanya, penting bagi pengguna untuk mematikan komputer dengan baik dan benar. Guna menghindari kerusakan pada software atau pun hardware pada perangkat.
  • Bagian penting dari hardware atau software yang mengalami corrupt.

Informasi Lainnya terkait Boot Manger

Biasanya, terdapat kesalahan atau crash saat komputer melakukan startup dikarenakan adanya error pada boot manager. Ini dikarenakan BIOS tidak dapat masuk pada opsi pemilihan sistem operasi, sehingga komputer akan stuck dan tidak akan melakukan proses selanjutnya, yakni masuk sistem operasi.

Penyimpanan data pada Boot Configuration Data dinilai jauh lebih aman daripada boot pendahulunya. Ini dikarenakan pada generasi setelah Windows XP memungkinkan pengguna yang berada pada mode Administrator untuk melakukan penguncian pada Boot Configuration Data dan memberikan pengguna lainnya pilihan untuk menentukan sistem operasi yang akan digunakan.

Sehingga, selama Anda berada pada peran Administrator, Anda dapat melakukan perubahan pada opsi boot menggunakan BCDEdit.exe, tentunya untuk sistem operasi versi Windows Vista dan generasi setelahnya.

Leave a Comment