Big Data, Peluang dan Tantangannya di Indonesia

Big Data, salah satu topik yang populer di dunia IT 5 tahun terakhir ini. Semua orang membicarakan big data, dengan jargon yang umum kita dengar: data adalah emas baru. Big data juga hangat diperbincangkan di berbagai sektor, baik itu industri, akademisi, maupun pemerintah.

Jika dilihat dari perspektif data analytics, big data memiliki 4 dimensi: Volume, Velocity, Veracity, dan Variety. Volume adalah ukuran atau besarnya data. Velocity terkait dengan kecepatan transfer data. Veracity merujuk pada ketersediaan dan kualitas data. Dan yang terakhir Variety, keberagaman pada format data.

Berikut ini beberapa peluang dan tantangan implementasi Big Data di Indonesia.

Peluang Big Data di Indonesia

1. Banyak tersedia sumber pembelajaran dan tools gratis

Dunia IT memang lekat dengan produk gratis dan open source. Tidak terkecuali dengan Big Data. Ada banyak sumber pembelajaran dan tools Big Data yang tersedia gratis. Sehingga untuk mempelajari atau adopsi awal teknologi Big Data ini investasinya tidak terlalu besar. Untuk mulai belajar Anda dapat mengakses kursus gratis dari Digital Talent Scholarship (DTS) Kementerian Kominfo, DQLab, Udemy, dan lainnya. Untuk tools Big Data gratis, Anda dapat memanfaatkan MongoDB, Hadoop, bahasa pemrograman R, dan lainnya.

2. Berbagai hackathon dari Industri dan Pemerintah

Akhir-akhir ini cukup marak hackathon yang terkait Big Data. Baik itu diselenggarakan oleh swasta maupun pemerintah. Hackathon ini sendiri merupakan sebuah kompetisi yang mempertandingkan solusi IT dari peserta dengan memanfaatkan data yang disediakan penyelenggara. Dengan hackathon ini pemilik data dapat memperoleh berbagai ide inovatif dari peserta. Tidak jarang solusi dari pemenang hackathon diimplementasikan secara nyata. Berikut ini beberapa hackathon yang baru-baru ini diselenggarakan: Kemenkeu Hackathon 2021, Big Data Hackathon BPS 2021, inaRISK Hackathon Fest 2021, dan lainnya.

3. Industri dan Pemerintah mulai menyadari pentingnya Big Data (Analytics)

Peluang lain di ranah Big Data ini adalah industri dan pemerintah yang mulai menyadari pentingnya Big Data ini. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya konsultan Big Data dan juga posisi terkait Big Data di perusahaan swasta.

Dari sisi pemerintah, kebijakan Open Data adalah satunya. Dengan kebijakan ini, pemerintah mendorong badan-badan pemerintah (baik pusat dan daerah) untuk mempublikasikan datanya. Keterbukaan data, dapat meningkatkan partisipasi publik dalam menyelesaikan permasalahan di sekitar. Selain kebijakan Open Data, pemerintah juga telah menerbitkan Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

4. Banyak training dan lowongan kerja terkait Big Data

Dengan kepedulian perusahaan yang semakin tinggi terhadap data, kebutuhan talenta Big Data juga meningkat. Semakin tinggi kebutuhan talenta, banyak bermunculan lembaga-lembaga training yang membuka kelas Big Data. Adanya lembaga-lembaga training ini diharapkan dapat mengisi kebutuhan talenta Big Data di industri.

5. Dukungan komunitas yang besar

Selain dari industri dan swasta, kontribusi dari komunitas tidak dapat dikesampingkan. Dengan adanya komunitas Big Data, anggota dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh di komunitas, diharapkan dapat diimplementasikan di organisasi masing-masing anggota. Beberapa komunitas Big Data yang cukup aktif antara lain: Mof-dac, Iykra, Ida, dan lainnya.

Tantangan Big Data di Indonesia

1. Implementasi Big Data tidak langsung membuahkan hasil

Big Data merupakan proses yang kompleks. Ada proses pengumpulan data, kompilasi, pembersihan data, dan visualisasi. Seringkali implementasi Big Data yang dikerjakan 6-12 bulan, belum memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Ada beberapa macam penyebabnya, di antaranya adalah tata kelola data yang belum baik, data yang kurang berkualitas, tidak ada tujuan yang jelas, dan lainnya.

2. Kurangnya talenta yang berpengalaman di implementasi Big Data

Secara umum, negara kita memang masih membutuhkan banyak talenta IT. Apalagi talenta yang membutuhkan spesialisasi seperti Big Data ini, masih kurang. Kurangnya talenta tentu menjadi tantangan tersendiri dalam implementasi Big Data. Membutuhkan kontribusi dari sektor industri, pemerintah, dan akademisi untuk menyelesaikan permasalahan ini.

3. Dibutuhkan kemampuan untuk visualisasi data dan menceritakannya

Agar implementasi Big Data dapat menghasilkan insight dan informasi yang bermanfaat, tim implementasi membutuhkan kemampuan visualisasi data dan data storytelling yang baik. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan tim Big Data dapat menyajikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan strategis bagi manajemen.

Penutup

Big Data membuka banyak peluang-peluang baru di masa mendatang. Namun, untuk meraih peluang-peluang tersebut, kita harus siap menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

Tujuan yang tinggi memang tidak mudah dicapai, namun semua dimulai dari satu langkah kecil. Mari kita bergerak untuk memajukan implementasi Big Data di Indonesia.

Leave a Comment